“Pengendalian kelahiran yang terencana dan menyeluruh disetiap wilayah, menjadi pijakan utama untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas"

Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG.(K)

Kepala BKKBN

2 anak lebih sehat

INformaSi digiTAL (INSTAL) seputar Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)

di Provinsi Sulawesi Tengah

Geografi & Demografi Sulawesi Tengah

 

Informasi geografi & demografi provinsi sulawesi tengah

Program

 

Informasi Program pembangunan keluarga, kependudukan & keluarga berencana (bangga kencana) di provinsi sulawesi tengah

Inovasi Program

 

Upaya lebih membumikan program pembangunan keluarga, kependudukan & keluarga berencana (bangga kencana) di provinsi sulawesi tengah

Buletin Stunting Sulteng

Kabar Berita

A R T I K E L

Generasi Muda dan keluarga yang berkualitas

untuk menyongsong Indonesia Emas Pada Tahun 2045

Ditulis oleh : dr. Ramlah Dinas Kesehatan

Keluarga merupakan pilar utama dalam sebuah komunitas terkecil dalam lingkungan dunia yang luas. Merujuk apa yang telah diajarkan kepada kita, mengenai keteladan dan hidup yang harmonis adalah salah satu kunci untuk mengarungi dunia yang luas ini. Dengan bekal kejujuran, tekad yang kuat serta rasa empati kepada sesama adalah kekuatan terbesar dari sebuah keluarga. Keluarga bukan hanya di topang oleh Ketahanan, Ekonomi serta sumber daya manusia tetapi juga diperlukan sikap saling menghargai dan toleransi untuk menciptakan sebuah keluarga yang harmonis dan berkualitas.

Keluarga yang berkualitas, bukan sebuah produk instan. Tetapi sebuah konsep yang dibangun dari dalam diri keluarga untuk membangun peradaban sebuah masyarakat. Lingkungan yang tidak kondusif, kepadatan pendudukan, serta kebiasaan masyarakat sedikit banyak akan mempengaruhi sebuah kualitas keluarga. Keluarga yang hidup dilingkungan kumuh, belum tentu di cap sebagai keluarga yang tidak peduli terhadap lingkungan dan kesehatan. Perlu dipahami lingkungan yang ada, mungkin saja keluarga tersebut belum mapu untuk mengusahakan ke tempat yang lebih layak dan baik. Kita mendengar, keluarga pejabat berantakan, keluarga artis berantakan, keluarga miskin berantakan atau keluarga ulama/ustad berantakan, yang perlu digaris bawahi adalah Profesi dan pekerjaan seta tingkat ekonomi bukan menjadi masalah utama dalam membangun sebuah keluarga yang berkualitas.

Membangun keluarga yang berkualitas, tentunya dibutuhkan peran keluarga. Bukan hanya seorang ibu dan bapak yang mengusahakannya, tetapi diperlukan semua lini keluarga yang sehat, produktif dan saling peduli. Jumlah anak dalam keluarga bukan menjadi sebuah indikator dalam membangun keluarga yang berkualitas, saat ini yang diperlukana adalah memilik anak yang mampu diberikan kesehatan, cukup gizi dan pendidikannya tercapai. Dulu orang tua kita bilang “banyak anak banyak rejeki”, tidak ada yang salah dengan filosofi orang tua dulu, karena terbukti Indonesia mempunyai Bonus Demografi yang cukup bagus dibandingkan Negara Jepang atau Korea yang kekurangan anak yang baru lahir dikarenakan masyarakatnya tidak ingin punya anak di usia produktif di range usia 21 sampai 35 tahun.

Filosofi “Dua Anak Lebih Sehat” yang digaungkan oleh BKKBN, patut dijadikan tagline untuk merencanakan sebuah keluarga yang sehat dan bergizi tentunya. Deskripsi. Slogan "Dua Anak Lebih Sehat" merupakan hasil dari upaya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dalam konteks pernikahan maupun kehamilan (Hasto Wardoyo – Kepala BKKBN dalam sebuah artikel yang dimuat pada tanggal 24 Maret 2024 di kampong KB BKKBN).

Generasi Z saat ini, cenderung menunda untuk menikah dan lebih mengejar karier dibandingkan untuk segera menikah dan mempunyai anak, tentunya diperlukan sebuah peran Negara untuk mempersiapakan dan merencanakan serta memberikan edukasi pendidikan mengenai kualitas sebuah keluarga yang akan mereka bangun, generasi yang saat ini untuk beberapa kedepan akan menjadi pemimpin serta pengambil keputusan untuk kalayak banyak. Tentunya calon pemimpin dan generasi Z saat ini perlu dibekali membangun keluarga yang berkualitas. Mempersiapakan keluarga yang berkualitas tentunya dibarengin dengan bekal pendidikan, ketahanan keluarga serta ekonomi yang berkecukupan untuk membangun kesehatan dan modal membina keluarga yang berkualitas.

Gen Z lahir pada rentang tahun 1997 sampai 2012, dimana generasi Z saat ini berusia antara 12 hingga 27 tahun. Pada tahun 2024, mereka mencapai masa dewasa dan akan menjadi kekuatan utama dalam membentuk arah perkembangan Indonesia, terutama melalui inovasi dan adaptasi terhadap perubahan teknologi dan sosial. Generasi Z dikenal sebagai generasi yang bergantung kepada teknologi, khususnya internet dan media sosial. Setiap harinya, Gen Z disuguhkan oleh berbagai informasi, termasuk apa yang sedang tren hari ini. Sehingga Gen Z perlu dibekali mengenai perencanaan berkeluarga, dimana lembaga yang menaunginya harus dapat masuk dalam dunia digital Gen Z ini, agar dapat diterima dan mudah dicerna dalam memberikan edukasi perencanaan keluarga yang berkualitas.

Generasi Emas 2045 merupakan sebuah wacana, dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Gagasan itu gencar dilakukan untuk menginspirasi generasi muda agar lebih bersemangat dalam belajar dan berkarya di segala bidang. Pada momentum satu abad kelak Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan sejajar dengan negara maju lainnya. Hal itu dapat diwujudkan jika generasi muda memiliki kompetensi, kreativitas, dan inovasi yang tinggi serta ditopang oleh keluarga yang berkualitas.

Dengan demikian, Generasi Emas 2045 dapat diwujudkan dengan mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, berdaya saing, dan mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. Sembari mempersiapkan kualitas generasi muda untuk mewujudkan gagasan tersebut, rasa nasionalisme generasi muda melalui literasi bahasa dan sastra harus diwujudkan. Oleh karena itu, mari bersamasama wujudkan Generasi emas 2045 melalui Trigatra Bangun Bahasa untuk Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

(Balai Bahasa Kaltim dalam sebuah artikel yang dipublikasikan).