“Pengendalian kelahiran yang terencana dan menyeluruh disetiap wilayah, menjadi pijakan utama untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas"
Kadis P2KB Sigi Minta Pengisian Kuesioner Sesuai Kenyataan
"Kami hari ini dipercayakan untuk menjelaskan kuesioner dan akan ada FGD (Focus Group Discussion) atau wawancara mendalam tentang pengukuran komitmen stakeholder", ungkap Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako dalam kegiatan FGD Best Practice Model Studi Kasus Stunting di Balai Penyuluhan KB Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi pada Kamis (04/07/2024).
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Sigi, Riadin, S.Sos., M.Si berharap kuesioner yang dibagikan kepada kader setempat dapat diisi sesuai dengan kenyataan, sehingga bisa menjadi gambaran untuk menentukan intervensi yang tepat dalam penanganan stuntingnya. "Dengan pengisian kuesioner ini kita bisa melihat gambaran apa yang terjadi di desa, bagaimana stunting di desa, bagaimana penanganan stuntingnya. Kalau dikarang-karang jelas tidak maksimal, tapi kalau pengisian sesuai keadaan yang ada jadi penanganannya juga bisa sesuai dengan kondisi yang ada", terangnya.
Anggota Tim Kerja Pengendalian Kependudukan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah, Astrid Sagita Tandi, SE., MM menambahkan bahwa dalam proses penanganan stunting, didapatkan bahwa yang yang paling cepat menurunkan stunting adalah intervensi gizi. "Kami di BKKBN sudah melaksanakan kegiatan percepatan penurunan stunting selama 4 tahun berturut-turut. Tahun ini kita memasuki tahun keempat. Selama 3 tahun pertama, kami menemukan berdasarkan studi di lapangan bahwa kegiatan yang paling efektif dalam percepatan penurunan stunting adalah melalui intervensi gizi", ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Tim Penyusun Policy Brief Untad, DP2KB Sigi, Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Marawola, Kepala Desa Sibedi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Aparat Desa Sibedi.